Orang mula memakannya sejak zaman Romawi lagi. Rasanya yang kuat dan pedas -namun tidak sepedas daun sirih- membuatkan ia sangat sesuai dan lazimnya dijadikan sebagai ulam atau salad. Kononnya gargeer sama keturunan dengan ulam pegaga.
Gargeer kaya dengan vitamin C dan kalium. Oleh sebab ia murah -seikat serubu'- dan mudah didapati -tidak bermusim, tumbuh sepanjang tahun- maka ia menjadi pilihan bagi orang-orang bujang yang malas memasak sayuran. Selain itu, gargeer yang dijadikan minyak dipercayai dapat melebatkan rambut.
Namun awas -bagi yang bujang- sejak zaman Romawi sampai kini gargeer dipercayai sebagai afrodisiak yakni pembangkit berahi. Orang-orang tua di Mesir -para senior aku bukan pakcik makcik di Mesir- pun pernah berkata, "Kalaulah orang tahu tentang gargeer nescaya mereka akan menanamnya walaupun di bawah katil." Kata-kata yang aku tak tau boleh disandarkan pada hukama mana. Macam weed pulak main tanam dalam bilik.
0 comments:
Post a Comment